KEDIRI, radarjatim.net - Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1.145 Kota Kediri hari ini sekaligus menandai sembilan bulan Penjabat (Pj) Wali Kota Kediri Zanariah bertugas. Berbagai suka dan duka mengiringi perjalanannya memimpin Kota Tahu di masa kekosongan jabatan ini. Di antara berbagai program yang sudah diterapkan, konservasi lingkungan hidup seolah menjadi karakteristiknya selama mengemban tugas sejak November 2023 lalu.
Kota Kediri masih dianugerahi dengan kekayaan alam. Mulai dari pegunungan hingga sumber-sumber air. Bagi perempuan asal Palembang, Sumatera Selatan itu, konservasi sumber air masih perlu digencarkan. “Ada beberapa yang masih harus kita benahi untuk konservasi sumber airnya,” ujarnya.
Hal itu selaras dengan pandangan hidupnya yang ingin menciptakan surga di dunia. Surga dalam kepercayaan religius, digambarkan sebagai alam yang masih lestari. Lengkap dengan pohon-pohon rindang dan air sungai yang mengalir bersih.
“Apa harus nunggu kita mati dulu (untuk melihat surga, Red)? Harusnya kita masih hidup, kita ciptakan surga kita. Dengan aliran air sungai yang bersih, tidak ada sampah, dan pohon-pohon yang sejuk dan rindang,” tandasnya.
Ditugaskan sebagai Pj Wali Kota Kediri merupakan pengalaman pertama baginya. Sekaligus menjadi keputusan yang dia syukuri atas kepercayaan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo lewat penugasan itu.
“Sukanya yang pertama, masyarakat menerima saya. Ramah. Itu yang kalau saya lihat yang membuat saya nyaman. Dan saya lihat toleransinya tinggi. Baik itu kepercayaan agamanya, toleransi antarsuku, dan lain-lain,” bebernya.
Beberapa infrastruktur kota juga menjadi sorotannya selama ini. Mulai dari akses pejalan kaki hingga pesepeda yang difasilitasi oleh Pemkot Kediri. “Secara umum kota ini ramah untuk pejalan kaki. Tapi memang kalau untuk disabilitas masih kurang,” sambungnya.
Begitu pula dengan akses pengguna sepeda. Adanya jalur sepeda menjadi salah satu bukti Pemkot Kediri yang bersedia memfasilitasi pesepeda. “Pemandangannya juga indah dan ramah untuk pesepeda,” katanya yang juga diketahui punya hobi bersepeda di jalan-jalan protokol Kota Kediri itu. (Red.Tim)
“Yang saya lihat selama sembilan bulan ini, kota kita ini masih banyak sekali sampah. Baik sampah plastik maupun yang organik. Sebenarnya kalau dilihat, berarti kesadaran masyarakatnya yang masih kurang untuk tidak membuang sampah sembarangan,” bebernya.
Begitu pula dengan kesadaran menjaga lingkungan seperti taman dan pepohonan. Padahal—lanjutnya—masyarakat sendiri juga yang membutuhkan dan akan diuntungkan dari lingkungan yang terawat.
“Memang butuh effort juga untuk memberikan kesadaran bahwa ruang publik itu bukan hanya tugasnya pemda saja. Tapi juga masyarakat dan stakeholder lainnya,” tandasnya.
Terlepas dari berbagai tantangan memimpin Kota Kediri, kota ini tetap meninggalkan kesan baik bagi pejabat Kemendagri itu. Mulai dari ramah-tamah masyarakatnya, keberagaman makanan khas, hingga toleransi antarmasyarakat.(Red.Tim)
Posting Komentar