SIDOARJO, radarjatim.net – Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) tahun ini kembali menjadi momentum besar bagi kaum pekerja di Sidoarjo untuk menyuarakan aspirasi mereka. Sejak pagi hari, Kamis (1/5/2025), ribuan buruh dari berbagai serikat pekerja tumpah ruah memenuhi Alun-alun Sidoarjo, sebelum akhirnya bergerak bersama menuju Gedung Negara Grahadi di Surabaya.
Dari pantauan di lapangan, peserta aksi terdiri dari gabungan elemen buruh seperti FSPMI, KSPI, SARBUMUSI, SPSI, SPN, FSBI hingga FSRP-KSN. Mereka datang menggunakan motor, mobil pribadi, hingga belasan bus, dengan total sembilan mobil komando mengawal iring-iringan massa aksi.
Sebelum bergeser ke Surabaya, massa buruh terlebih dahulu menyuarakan tuntutan mereka di depan Kantor Pemkab Sidoarjo. Dalam orasinya, Agus Supriyanto, Koordinator Aksi yang juga Ketua Partai Buruh Sidoarjo, menyampaikan bahwa perjuangan buruh kini semakin kompleks, tidak sekadar menyoal kenaikan upah minimum.
"Perjuangan buruh hari ini adalah tentang masa depan. Kami menuntut afirmasi pendidikan bagi anak-anak buruh agar mendapat kuota masuk SMP negeri minimal 5 persen. Ini soal keadilan sosial. Bupati harus mendengar ini," tegas Agus.
Tuntutan Menyentuh Isu Pendidikan dan Layanan Kesehatan
Tak hanya itu, buruh juga mendesak adanya layanan BPJS Kesehatan gratis bagi warga miskin ber-KTP Sidoarjo di seluruh fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit swasta. Mereka menilai, perlindungan sosial harus dijamin, terutama bagi kalangan rentan yang tak memiliki kemampuan ekonomi.
"Warga tak mampu jangan sampai terbebani biaya berobat. Pemerintah daerah harus siapkan anggaran lewat APBD untuk iuran BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)," sambung Agus.
Di tingkat provinsi, sorotan tajam ditujukan kepada Gubernur Jawa Timur, yang dinilai lamban dalam merealisasikan Perda Perlindungan Pesangon. Padahal, wacana perda tersebut telah muncul sejak lima tahun silam. Kini, buruh menuntut janji itu segera dituntaskan.
"Kami butuh regulasi nyata, bukan sekadar retorika politik. Perda Pesangon harus selesai tahun ini. Dan kuota afirmasi untuk anak buruh di tingkat SMA/SMK juga harus dinaikkan dari 5 persen menjadi 10 persen," ujarnya lantang.
Isu Nasional: UU Perlindungan PRT dan Satgas PHK
Dalam skala nasional, massa buruh juga menuntut pengesahan UU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT), pembentukan Satgas PHK, dan pembahasan ulang UU Ketenagakerjaan agar lebih berpihak kepada buruh. Mereka juga menagih komitmen pemerintah dalam mempercepat pengesahan UU Perampasan Aset sebagai bentuk keberpihakan terhadap pemberantasan korupsi.
Pengamanan Ketat dari Aparat Gabungan
Menanggapi mobilisasi besar ini, aparat keamanan pun tak tinggal diam. Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing menyatakan bahwa 976 personel telah disiagakan sejak pagi hari. Pengamanan difokuskan untuk menjamin aksi berlangsung damai dan tidak menimbulkan gangguan lalu lintas.
"Kami sudah berkoordinasi dengan elemen buruh. Jalur utama Sidoarjo–Surabaya tidak akan ditutup total. Namun, kami mengimbau masyarakat untuk menghindari rute tersebut saat rombongan buruh melintas," jelasnya.
Rombongan dari Pasuruan bergabung di Alun-alun Sidoarjo, sedangkan buruh dari Gresik diperkirakan masuk melalui Tol Waru dengan kendaraan roda empat.
Kombes Christian juga mengingatkan agar peserta aksi tetap tertib dan tidak terprovokasi.
"May Day adalah hak buruh untuk menyampaikan pendapat. Tapi mari kita jaga agar semua berjalan damai, aman, dan tidak merugikan masyarakat lainnya," tutupnya.(red.al)
Posting Komentar