Kediri, radarjatim.net -Tak bisa disangkal, seblak telah menjadi salah satu kuliner yang digemari oleh berbagai kalangan, khususnya generasi muda. Makanan berbahan dasar kerupuk basah dan bumbu pedas ini bahkan mulai disejajarkan dengan kuliner populer seperti bakso, nasi goreng, hingga mi ayam. Seblak bisa disebut sebagai “santapan rakyat” masa kini.
Popularitas seblak melesat cepat. Di Kota Kediri, misalnya, cukup dengan mengetikkan kata “seblak” di aplikasi pencarian atau platform pemesanan makanan, kita akan menemukan banyak pilihan warung yang menyediakannya. Bahkan, jumlahnya bisa mencapai belasan lokasi yang tersebar di berbagai kecamatan.
Salah satu pelaku usaha seblak yang merasakan manisnya lonjakan permintaan adalah Zenin Des Rahmadani. Perempuan muda ini menjalankan warung seblaknya di kawasan Kelurahan Bandarlor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
"Awalnya sebelum masuk ke aplikasi ojek online, dalam sehari paling cuma lima sampai sepuluh porsi yang laku. Sebulan paling dapat omzet sekitar Rp 2,5 juta. Tapi setelah mulai jualan lewat aplikasi online, pesanan meningkat drastis sampai 100 porsi. Sekarang, kalau lagi ramai bisa sampai 250 porsi per hari," ungkapnya dengan penuh semangat.
Zenin mengaku, sebelum menjadi pengusaha seblak, dirinya adalah penggemar berat makanan ini. Ia bahkan rela menempuh perjalanan jauh demi mencicipi seblak dari warung favoritnya.
“Dulu saya sampai pernah nyari seblak ke daerah Plosoklaten. Kalau lagi makan sama pasangan di salah satu tempat makan seblak di Kediri, dua orang bisa habis sampai Rp 75 ribu,” kenangnya.
Dari kegemarannya itulah muncul ide untuk membuka usaha sendiri. Zenin memulai bisnisnya dari bawah, hanya melayani pesanan lewat Facebook dan WhatsApp. Kini, usahanya telah berkembang pesat dan memiliki banyak pelanggan setia.
Menurut Zenin, seblak punya daya tarik tersendiri yang membuatnya terus diminati. Ia melihat tren konsumsi seblak akan tetap stabil karena banyak orang yang menyukai makanan bercita rasa pedas.
“Kalau menurut aku, sekarang seblak udah kayak nasi goreng atau bakso. Dimanapun pasti ada dan banyak yang nyari,” ujarnya yakin.
Namun demikian, ia juga mengingatkan bahwa seblak sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan. Sebagai mantan atlet, ia paham bahwa makanan ini tinggi kandungan karbohidrat. Karena itu, ia menyarankan agar para pecinta seblak tetap menjaga pola hidup sehat.
“Sekarang kan tren hidup sehat mulai meningkat. Jadi kalau suka makan seblak atau makanan pedas lain, harus diseimbangkan dengan olahraga. Biar tubuh tetap fit,” tambahnya.
Cerita Zenin menjadi contoh bagaimana sebuah hobi bisa berkembang menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Dan seblak, yang awalnya hanya camilan rumahan, kini naik kelas menjadi primadona kuliner perkotaan.(red.a)
Posting Komentar