Menu MBG di Kediri Disorot, Sayur Hanya 5 Iris untuk Siswa

 



Kediri, radarjatim.net– Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Kediri yang semestinya menjamin asupan gizi anak sekolah mulai menuai kritik. Selain porsi yang dinilai minim, publik kini mempertanyakan transparansi anggaran di balik program tersebut.

Pada Kamis (21/8), siswa SDN Bandarkidul 3 menerima paket MBG berisi nasi putih, sepotong ayam goreng, sepotong tahu, potongan melon, dan hanya 5–6 iris oseng sayur wortel serta baby corn. Porsi kecil ini kontras dengan tujuan program yang digadang-gadang untuk meningkatkan gizi anak sekolah.

Kepala sekolah setempat, Anis Wahyuni, mengakui anak-anak antusias dengan program ini, namun porsi yang diterima memang sangat terbatas. “Kalau untuk anak-anak kelas bawah, porsinya lebih kecil lagi. Kadang anak-anak tidak merasa kenyang,” ujarnya.

Lebih jauh, distribusi paket juga dinilai bermasalah. Paket makanan dikirim sejak pukul 08.00 WIB, padahal jam istirahat baru dimulai pukul 09.30 WIB. Akibatnya, makanan harus segera dibagikan meski bukan waktu makan siang. “Kadang lauknya dibawa pulang, bukan langsung dimakan,” tambah Anis.

Hingga minggu ketiga Agustus, program MBG telah menjangkau lebih dari 8.000 siswa di berbagai sekolah. Namun, dengan jumlah penerima sebanyak itu, muncul pertanyaan besar: berapa anggaran yang digelontorkan untuk setiap paket MBG, dan apakah sepadan dengan menu yang diterima siswa?

Sejumlah pemerhati pendidikan menilai, jika dihitung dengan anggaran standar yang biasanya dialokasikan untuk program makan gratis, seharusnya anak-anak mendapat porsi lebih layak, baik dari sisi gizi maupun kuantitas. Namun kenyataannya, paket yang dibagikan hanya berisi sedikit sayur, sepotong lauk, dan buah seadanya.

“Kalau pemerintah bicara makan bergizi, seharusnya ada protein, karbohidrat, vitamin, dan serat yang cukup. Tapi kalau porsinya sangat kecil, ini patut dipertanyakan efektivitasnya,” kritik salah satu pemerhati pendidikan yang enggan disebutkan namanya.(red.GL)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama