Kediri, radarjatim.net – Pemerintah Kota Kediri terus menggencarkan program strategis “Sapta Cita” sebagai langkah untuk mewujudkan Kota Kediri sebagai poros baru pendidikan di Indonesia. Inisiatif ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, dalam pernyataan resminya.
Menurut Vinanda, langkah ini merupakan bagian dari implementasi Cita Ketiga dalam Sapta Cita, yakni “Kediri City Tourism.” Meski secara nama terkesan berfokus pada sektor pariwisata, Vinanda menegaskan bahwa program ini juga menempatkan pendidikan sebagai pilar utama dalam membentuk identitas dan daya saing kota.
“Melalui Cita Ketiga ini, kami tidak hanya bicara soal wisata. Justru yang ingin kita tonjolkan adalah bagaimana membentuk karakter Kota Kediri sebagai kota dengan potensi luar biasa, baik dari sisi pendidikan, ekonomi, maupun warisan budayanya,” ungkap Vinanda.
Ia menilai, keberadaan lembaga pendidikan yang variatif mulai dari sekolah dasar hingga pondok pesantren adalah aset yang bisa dioptimalkan untuk menjadikan Kediri sebagai magnet bagi pelajar dari luar daerah. “Banyak sekolah kita yang memiliki kualitas sangat baik, baik negeri maupun swasta. Ditambah lagi dengan banyaknya pondok pesantren yang sudah dikenal di tingkat nasional. Ini peluang yang sangat besar,” tambahnya.
Guna mendukung cita-cita tersebut, Pemkot Kediri juga tengah menyusun langkah konkret di sektor infrastruktur pendidikan. Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, Anang Kurniawan, menyebutkan bahwa dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) tahun 2025, pihaknya akan menyusun peta kebutuhan infrastruktur seluruh sekolah secara rinci.
“Melalui program ini, kami ingin memastikan setiap satuan pendidikan di Kota Kediri memiliki fasilitas yang layak. Blueprint ini akan menjadi dasar untuk penganggaran ke depan agar lebih efisien dan tepat sasaran,” terang Anang.
Ia juga mengingatkan agar sekolah menggunakan dana bantuan sesuai peruntukan dan tidak bergantung sepenuhnya pada APBD. “Untuk kerusakan ringan, sekolah bisa memanfaatkan dana BOS. Kita ingin semua berjalan proporsional,” katanya.
Sebagai bagian dari strategi keberlanjutan, kolaborasi erat antara pemerintah daerah dan seluruh ekosistem pendidikan pun digalakkan. “Semua elemen harus terlibat, mulai dari kepala sekolah, guru, hingga wali murid. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama,” pungkas Anang.
Langkah besar ini diharapkan bisa menjadikan Kediri sebagai kota alternatif pendidikan unggulan di Jawa Timur, sejajar dengan kota-kota besar lain seperti Yogyakarta dan Surabaya.(red.al)
Posting Komentar