7 Fakta Pelajar Sidoarjo Diduga Tewas Dihajar Gangster

 

Surabaya, radarjatim.net - Achmad Maulana (17) ditemukan tewas di Jalan Pahlawan, Sidoarjo, Minggu (10/3) dini hari. Pelajar kelas 11 SMK YPM 8 Sarirogo, Sidoarjo ini sempat dikabarkan terlibat tawuran. Namun, keluarga Maulana membantah kabar tersebut.

Nilam Sari (41), ibu angkat Maulana menegaskan, putranya tersebut tidak tawuran. Nilam menduga Maulana kehilangan nyawa karena ulah gangster.

"Karena kalau tawuran kan siap senjata, ini enggak," tutur Nilam kepada detikJatim, Rabu (13/3/2024).

Fakta-fakta Maulana Tewas Dihajar Gangster:
1. Maulana pamit kopdar dijemput 3 temannya
Nilam menyebut, putra angkatnya itu berpamitan meninggalkan rumah pada Sabtu (9/3) malam sekitar pukul 20.46 WIB untuk kopi darat (kopdar) bersama teman-temannya. Saat itu Maulana menyebut bahwa lokasi kopdarnya berada di Bangsri, salah satu desa yang dekat dengan tempat tinggalnya.
Sepupu korban, Sultan (17) yang tinggal serumah dengannya pun sempat mengetahui saat korban meninggalkan rumah. Kala itu Maulana dijemput 3 temannya.

"Dia itu pamitnya Sabtu jam 20.46 WIB, pamitnya melalui handphone, kebetulan saat itu saya telepon dia. Biasanya dia pergi pamit, kemarin itu karena sudah ditunggu temannya jadi nggak sempat. Yang tahu perginya Sultan (sepupu korban). Biasanya kopdar kayak di warkop, nongkrong. Dia sempat bilang kalau kopdar terakhir, bayangan saya terakhir karena habis ini puasaan," ujar Nilam.

2. Maulana tak kunjung pulang ke rumah
Namun, Maulana tak kunjung kembali ke rumah, akhirnya ibu angkat korban dan sepupunya mencari keberadaan Maulana.

Hingga pihak keluarga mendapatkan informasi dari unggahan media sosial salah satu teman korban. Unggahan itu soal adanya gangster di daerah Candi, Sidoarjo.

Pihak keluarga pun berinisiatif mencari keberadaan Maulana di sana. Namun, di tengah jalan menuju Candi, tepatnya di daerah Suncity Mal, keluarga korban menjumpai keramaian banyak petugas dan ambulans di tepi jalan.

"Kami lihat postingan teman Lala (panggilan Maulana) captionnya 'hati-gati rek daerah Candi'. Saya kepikiran di Candi, tapi di Suncity kok ramai. Jadi saat saya datang ke TKP itu nggak ada kabar apa-apa. Polisi nggak ngehubungin kita, memang saya yang cari," terang Nilam.

3. Maulana ditemukan bersimbah darah
Nilam tak menyangka bahwa yang dijumpainya terkapar bersimbah darah adalah putranya. Ia sempat menduga bahwa Maulana menjadi korban kecelakaan, namun ketika membuat laporan di kantor polisi, ia sekilas mendengar soal kabar adanya gangster di Sidoarjo pada malam itu.

"Saat saya temukan Lala, mindset saya kecelakaan. Nggak ada kepikiran apa-apa. Nah setelah tahu itu waktu kita bikin laporan di kantor polisi, dengar selentingan kalau ada kabar gangster," katanya.

Dirinya yakin bahwa putranya yang masih duduk di kelas 11 itu tak terlibat tawuran. Sebab, Maulana meninggalkan rumah tanpa membawa senjata apapun. Bahkan, dari informasi yang diterima keluarga dari teman Maulana, Maulana pergi dengan tujuan mengumpulkan donasi untuk temannya yang sedang kesusahan.

"Karena kalau tawuran kan siap senjata, ini enggak. Malah temannya yang ikut takziah bilang kalau dia lagi melakukan penggalangan dana, ada temannya yang kesusahan, intinya itu. Sambil dia jualan. Dia kan jualan kaus online. Sekitar setengah sembilan malam itu dia sempat WA omnya untuk tanya nomor rekening, hasil penjualan kausnya mau ditransfer ke omnya," ujar Nilam.

4. Keluarga menduga Maulana dikeroyok puluhan gangster
Keluarga menduga Maulana menjadi korban pengeroyokoan puluhan gangster hingga tewas. Hal ini diungkapkan keluarga usai melihat rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.

Dari CCTV yang dilihat keluarga korban, diduga Maulana jatuh dan terkapar usai diserang. Namun, gangster itu terus menghujani Maulana dengan pukulan bertubi-tubi. Tak ada perlawanan dari Maulana.

Selain itu, salah satu teman Maulana yang juga sempat terjebak di peristiwa malam mencekam itu pun sempat meminta maaf ke keluarga korban lantaran tidak bisa membantu menyelamatkannya.

"Ada yang sebagian ke sini, salah satu korban malam itu juga. Dia menceritakan kejadiannya dan minta maaf nggak bisa bantu. Dia sendiri untuk menyelamatkan diri kalang kabut. Jadi murni diserang gangster. Informasinya dari arah Ramayana Mal sudah ada motor banyak, ternyata nyerang. Maulana ini posisi paling belakang, paling banyak kena sasaran. Anak saya cuma rombongan 5 motor dengan rombongan 50 motor (gangster), ya korat-karit," tuturnya.

5. Keluarga sebut tak ada kaitan dengan pencak silat
Pihak keluarga juga memastikan bahwa peristiwa mencekam malam itu tak ada sangkut pautnya dengan pencak silat. Meskipun, Maulana merupakan bagian dari salah satu perguruan pencak silat, namun malam itu dipastikan Maulana tidak pergi untuk tujuan duel apalagi tawuran.

"Cirinya (gangster) selain dia nggak punya skill bela diri, beraninya keroyokan. Logikanya kalau pencak silat ngapain keroyokan. Anak pencak silat itu ndak membunuh, kalau gangster membunuh dan melukai," tegas Nilam.

Keluarga Maulana pun tak tinggal diam. Mereka telah menjalin komunikasi dengan pihak perguruan silat terkait maupun pihak kepolisian yang tengah melakukan penyelidikan terhadap kejadian ini.

Keluarga berharap proses penyelidikan bisa segera rampung dan kronologi kejadian mencekam di malam itu bisa terungkap secara terang benderang. Keluarga juga berharap, kejadian serupa tidak akan terulang kembali.

6. Maulana dikenal sebagai sosok berprestasi
Di mata keluarga, Maulana dikenal sebagai sosok yang berprestasi. Semasa hidup, ia selalu mendapatkan beasiswa pendidikan.

Maulana juga selalu berada di peringkat 5 besar saat bersekolah. Keluarga menyebut Maulana adalah sosok yang pendiam, bukan sosok yang congkak meskipun memiliki banyak prestasi.

"Dia itu pendiam. Dia juga selalu dapat beasiswa, saya cuma bayar sekolah beberapa kali aja, selebihnya selalu beasiswa. Bahkan, wali kelasnya saat usai pemakaman kemarin sempat bilang kalau beasiswa yang diperoleh Lala saat ini akan dilimpahkan ke kakaknya," ujar ibu angkat Maulana, Nilam Sari (41) saat dijumpai detikJatim di kediamannya, Rabu (13/3/2024).

7. Maulana diasuh orang tua angkat setelah yatim piatu
Maulana merupakan anak terakhir dari 2 bersaudara. Kakaknya bernama Ahmad Habibi Fajri (18). Mereka berdua ternyata merupakan anak yatim piatu. Beberapa tahun ini, mereka diasuh tantenya atau ibu angkatnya, Nilam.

Dalam keluarganya, Maulana juga dikenal sebagai sosok yang suka mengaji. Bahkan usai kepergiaannya, keluarga baru mengetahui bahwa Maulana pernah memiliki prestasi membanggakan dalam membaca Al-Qur'an. Semasa hidup, Maulana juga menjadi tutor membaca Al-Qur'an secara online.

"Prestasi-prestasinya kita baru tahu. Dan yang lebih terharu dia itu guru online ngaji. Suka ngaji dan ngajarin ngaji lewat online, ikhlas," kata Nilam.(red.L)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama