SURABAYA, radarjatim.net - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa prevalensi stunting di Jatim tahun 2023 berada pada angka 17,7 persen. Angka ini berada di bawah rata-rata nasional yaitu 21,5 persen.
Hal tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono saat membuka Peringatan Hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (HKG PKK) ke-52 TP PKK Provinsi Jatim, Jumat (19/4).
Adhy mengatakan prevalensi stunting di Jatim terus menurun, yaitu berada di angka 19,2 persen pada 2022 dan 23,5 persen pada 2021.
"Saat ini kita masih harus terus mengatasi permasalahan penting yaitu stunting. Berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di indonesia berada pada angka 21,6 persen atau turun sebesar 2,8 persen dibandingkan prevalensi 2021 sebesar 24,4 persen. Ini tumpuannya ada pada PKK," katanya.
Selain itu juga diiringi penurunan angka Pernikahan Dini, dimana tahun 2021 Jatim sebesar 10,44 persen, tahun 2022 sebesar 9,46 persen, dan tahun 2023 sebesar 8,86 persen.
"Kita harus menekan terus angka ini, tetapi ini sudah menjadi bukti bahwa Kader PKK Jatim terus melakukan berbagai upaya pemberdayaan keluarga, edukasi terhadap perempuan, dan meningkatkan kualitas pola asuh anak dan remaja dalam rumah tangga," katanya.
Adhy juga memberikan acungan jempol kepada para kader PKK Jatim atas kepeduliannya membangun kesadaran atas kekerasan dalam rumah tangga, bela negara, dan bidang pola asuh.
"Kami harapkan TP PKK Jatim dapat terus bersinergi dengan berbagai perangkat daerah terkait untuk berbagai program kerjanya, termasuk pencegahan dan penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, juga untuk meningkatkan kesadaran bela negara," pungkasnya. (red.Al)
"Saat ini kita masih harus terus mengatasi permasalahan penting yaitu stunting. Berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di indonesia berada pada angka 21,6 persen atau turun sebesar 2,8 persen dibandingkan prevalensi 2021 sebesar 24,4 persen. Ini tumpuannya ada pada PKK," katanya.
Selain itu juga diiringi penurunan angka Pernikahan Dini, dimana tahun 2021 Jatim sebesar 10,44 persen, tahun 2022 sebesar 9,46 persen, dan tahun 2023 sebesar 8,86 persen.
"Kita harus menekan terus angka ini, tetapi ini sudah menjadi bukti bahwa Kader PKK Jatim terus melakukan berbagai upaya pemberdayaan keluarga, edukasi terhadap perempuan, dan meningkatkan kualitas pola asuh anak dan remaja dalam rumah tangga," katanya.
Adhy juga memberikan acungan jempol kepada para kader PKK Jatim atas kepeduliannya membangun kesadaran atas kekerasan dalam rumah tangga, bela negara, dan bidang pola asuh.
"Kami harapkan TP PKK Jatim dapat terus bersinergi dengan berbagai perangkat daerah terkait untuk berbagai program kerjanya, termasuk pencegahan dan penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, juga untuk meningkatkan kesadaran bela negara," pungkasnya. (red.Al)
Posting Komentar