Diah Widarni, Kartini Masa Kini yang Mengubah Wajah Desa Doko Lewat Budaya, Olahraga, dan Inovasi Sosial



KEDIRI, radarjatim.net   – Di balik geliat pembangunan di Desa Doko, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, berdiri sosok perempuan tangguh yang layak dijuluki Kartini masa kini. Dialah Diah Widarni, S.E., S.Pd, Kepala Desa Doko yang sukses menyulap desanya menjadi ruang hidup yang dinamis, inklusif, dan penuh semangat kolaborasi.

Kepemimpinan Diah tidak lahir dari ambisi pribadi, melainkan dari panggilan nurani. Setelah wafatnya sang suami yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Desa Doko pada 2019, Diah menerima amanah besar untuk meneruskan estafet kepemimpinan di tengah suasana duka dan situasi pandemi. “Saat itu saya masih berduka, tapi warga memberi kepercayaan penuh. Saya tak boleh menyerah,” kenangnya dengan mata berbinar.

Berbekal latar belakang sebagai guru dan ketua penggerak PKK, Diah membawa semangat baru dalam membangun desa. Ia sadar bahwa pembangunan tak hanya soal fisik, tetapi juga soal penguatan karakter masyarakat, budaya, dan ekonomi berbasis potensi lokal.

Salah satu langkah inovatifnya adalah memadukan pendekatan budaya dan olahraga sebagai instrumen sosial. “Kami hidupkan kembali ruang-ruang publik desa, mulai dari lapangan futsal, basket, voli, hingga pusat jogging. Semua fasilitas itu kami rawat, dan kini disewakan untuk menambah Pendapatan Asli Desa,” ungkapnya.

Tak berhenti di situ, Diah juga menggagas Pasar Online dan Paguyuban Nawasena sebagai wadah pemberdayaan UMKM lokal. Melalui program ini, ratusan warga terlibat aktif dalam produksi dan pemasaran produk desa. “Kami bentuk komunitas penjual lewat platform digital, lalu kami siapkan juga area food court sebagai etalase produk lokal,” jelasnya.

Kini, Paguyuban Nawasena telah memiliki lebih dari 150 lapak dengan lebih dari 1.000 anggota aktif. Warga pun rutin mengikuti pelatihan digital marketing, sertifikasi produk, hingga teknik pengemasan yang lebih menarik. “Tujuan kami adalah mendorong warga agar naik kelas, dari pelaku usaha kecil ke skala yang lebih mapan,” tambah Diah.

Kecintaannya pada literasi juga terlihat dari peran aktifnya dalam mengubah kantor desa menjadi perpustakaan desa yang nyaman dan edukatif. Dengan koleksi lebih dari 4.000 buku, perpustakaan ini menjadi ruang belajar yang terbuka bagi anak-anak dan remaja desa. “Saya ingin anak-anak di desa ini punya mimpi besar dan akses pengetahuan yang luas,” ujarnya.

Diah juga dikenal dengan inovasi program sosialnya, seperti home care kesehatan, layanan terpadu yang fokus pada penanganan stunting dan kesehatan lansia, serta program Petasan (perajin tas anyaman) yang memberdayakan ibu-ibu rumah tangga. Mereka dilatih membuat tas dari rotan sintetis dengan nilai jual tinggi. Bahkan, kini produk mereka telah merambah pasar luar daerah.

Tak hanya itu, Diah mendorong kemandirian pangan dengan program kebun sayur desa, di mana lahan-lahan kosong dimanfaatkan untuk pertanian komunitas. “Hasil panen digunakan untuk kebutuhan warga, dan sebagian disalurkan ke posyandu atau dapur sehat,” jelasnya.

Berbagai penghargaan telah diraih Diah, termasuk juara 1 Anugerah Desa Tertib Administrasi 2023 dan juara 2 di tahun 2025 dari Pemerintah Kabupaten Kediri. Namun, baginya, penghargaan sejati adalah ketika masyarakat Desa Doko hidup dengan bangga, mandiri, dan sejahtera. “Saya hanya ingin warga merasa memiliki desa ini, dan bersama-sama menjadikannya tempat tinggal yang layak dibanggakan,” tutupnya.(red.al)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama