Jauh, Sepi, dan Kekurangan Guru: Potret Ketangguhan Pengajar di Sekolah Pinggiran Kediri

 


KEDIRI, radarjatim.net   – Di balik tenangnya suasana pedesaan, ada cerita perjuangan tak terlihat dari para guru di sekolah-sekolah pelosok Kabupaten Kediri. Salah satunya terjadi di SDN Parang 4 dan SDN Medowo 3, dua sekolah dasar yang menghadapi tantangan sama: kekurangan murid, minim guru, dan fasilitas terbatas.

Di SDN Parang 4, hanya ada delapan guru untuk mengelola enam kelas. Itupun termasuk kepala sekolah dan dua guru mata pelajaran. Kondisi ini memaksa para guru merangkap kelas hingga mengajar di luar tanggung jawab utamanya.

“Guru kelas 1 dan 3 digabung. Sering kali saya isi juga kalau ada guru yang kosong,” kata Sugeng, Plt Kepala SDN Ngeblak yang juga membantu di Parang.

Situasi kian rumit karena sebagian guru mengajar di dua tempat, seperti Atik Uswatun Hasanah yang harus membagi waktu antara SDN Parang 4 dan SDN Banyakan 2. Jarak tempuh juga menjadi kendala, seperti Lilian Puspa Sari, guru kelas 6 yang harus menempuh satu jam perjalanan dari Desa Sobo, Ngasem.

“Kalau ada warga jemur gabah di Jongbiru, bisa makin lama. Tapi saya senang di sini, anak-anaknya menghargai guru. Media sederhana pun bikin mereka antusias,” tuturnya.

Tak kalah memprihatinkan, SDN Medowo 3 juga mengalami krisis ruang kelas. Dengan hanya enam ruang yang tersedia, kelas 3 dan 4 harus berbagi ruangan, hanya dipisahkan oleh triplek tipis.

“Kelas tiga delapan siswa, kelas empat empat siswa. Suara guru pasti tembus,” ujar Eko Prasetyo, kepala sekolah sejak 2022.

Krisis guru juga terjadi. Tidak ada guru pendidikan jasmani, agama Islam, Kristen, maupun Hindu. Untuk siswa Hindu, seperti Helen, bahkan harus diantar ke sekolah lain setiap Jumat hanya demi satu jam pelajaran agama.

“Setelah selesai, dijemput guru. Di sekolah ini, Helen satu-satunya siswa Hindu di kelasnya,” ujar Kartini, ibunya.

Meski terbatas, sekolah tetap berusaha maksimal. Di SDN Medowo 3, tersedia tablet belajar, pojok baca di setiap kelas, hingga kegiatan ekstrakurikuler seperti rebana, musik, dan karate.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Mokhamat Muhsin mengakui bahwa masalah pemerataan guru masih menjadi pekerjaan rumah. “Distribusi guru belum ideal. Masih banyak guru ASN yang bertugas di wilayah bawah,” katanya.

Saat ini, pendataan sedang dilakukan agar penempatan guru ke depan bisa lebih merata dan sesuai kebutuhan setiap sekolah.(RED.AL)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama