KEDIRI, radarjatim.net – Tradisi pelepasan siswa di Kabupaten Kediri kini mendapatkan makna baru. Melalui Festival Pelepasan Siswa Berbudaya yang diinisiasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, momen perpisahan tidak lagi sekadar seremoni, tetapi diharapkan menjadi langkah awal membentuk karakter positif dan kepedulian sosial peserta didik.
Antusiasme sekolah-sekolah terhadap program ini tampak dalam sesi sosialisasi dan technical meeting daring yang digelar pada Kamis (2/5). Kepala sekolah dari jenjang TK, SD hingga SMP, baik negeri maupun swasta, turut hadir dan aktif berdiskusi.
"Target kami melibatkan sekitar 2.600 sekolah di seluruh Kabupaten Kediri. Semua lembaga diperkenankan berpartisipasi," ujar Wawan Sahrudi, Kasi Kurikulum dan Kesiswaan SMP yang memimpin kegiatan ini.
Rangkaian seleksi dalam festival ini terdiri dari beberapa tahap, mulai dari pengumpulan rencana kegiatan secara daring, dokumentasi acara pelepasan yang diunggah melalui media sosial sekolah, hingga proses penjurian yang melibatkan kunjungan langsung ke sekolah-sekolah semifinalis.
Wawan menjelaskan bahwa kriteria penilaian lebih menitikberatkan pada nilai kesederhanaan, kreativitas, dan kebermaknaan acara. “Tidak harus mewah. Kegiatan bisa dilakukan di luar sekolah, asal tidak memberatkan siswa maupun orang tua. Kami tidak menganjurkan yang bersifat menyewa,” tegasnya.
Beberapa sekolah sempat menanyakan apakah siswa yang jumlahnya kurang dari sepuluh tetap bisa ikut serta. Hal ini langsung dijawab oleh panitia: semua tetap berkesempatan, tak peduli jumlah murid.
“Justru di sinilah nilai inklusif dan semangat gotong royong yang kami harapkan muncul dari kegiatan ini,” imbuh Wawan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Mokhamat Muhsin, menekankan bahwa pelepasan siswa bukan hanya tentang selebrasi kelulusan, namun juga sarana untuk memperkuat nilai-nilai kebudayaan dan karakter.
“Anak-anak bisa dilibatkan dalam aksi nyata seperti bakti sosial, membantu teman yang berpotensi putus sekolah, atau berbagi perlengkapan sekolah kepada adik kelas,” kata Muhsin.
Selain itu, sekolah juga didorong menjalin kerja sama dengan jenjang sekolah berikutnya. Tujuannya adalah memastikan keberlanjutan pendidikan bagi siswa yang lulus.
“Kami ingin pelepasan siswa bukan akhir, tapi awal dari komitmen berkelanjutan untuk pendidikan yang inklusif dan berbudaya. Harapannya, angka putus sekolah bisa ditekan semaksimal mungkin,” tandasnya.(RED.AL)
Posting Komentar