Tradisi Barikan di Mojoroto: Lengkong Jadi Simbol Kebersamaan dan Kecintaan pada Warisan Leluhur



Kediri, radarjatim.net  – Suasana guyub dan hangat menyelimuti warga RT 01 Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri, dalam peringatan 1 Muharram yang diisi dengan tradisi Barikan. Warga dari berbagai usia berkumpul, masing-masing membawa hidangan khas dalam wadah tradisional bernama lengkong, untuk disantap bersama di lapangan kampung.

Lengkong bukan sekadar tempat menyajikan makanan. Wadah berbahan dasar batang pisang ini disusun dengan kerangka bambu dan dilapisi daun pisang di bagian alasnya. Fungsinya tak hanya sebagai tempat membawa hidangan, tapi juga mengandung pesan filosofis yang kuat: tentang kebersamaan, rasa syukur, dan kepedulian terhadap lingkungan.

Dalam acara Barikan ini, tampak ratusan lengkong berjajar rapi. Di dalamnya tersaji aneka menu seperti nasi putih, ayam goreng, mie, sambal kentang, serundeng, dan buah pisang—hidangan yang mencerminkan keberkahan hasil bumi warga sekitar.

“Tradisi ini tidak hanya memperkuat rasa persaudaraan, tapi juga mengajarkan anak-anak kita akan pentingnya menjaga budaya dan semangat gotong royong,” tutur Naim, Ketua RT 01 Mojoroto, dalam sambutannya.

Lebih dari Sekadar Wadah, Lengkong Penuh Makna

Bentuk lengkong yang luas dan terbuka mencerminkan semangat berbagi. Dalam momen Barikan, setiap keluarga membawa makanan dari rumah untuk dinikmati bersama. Tak ada sekat antara satu dan lainnya. Semua duduk melingkar, menikmati sajian dengan penuh kebersamaan.

Lebih dari itu, penggunaan bahan alami seperti gedebog, bambu, dan daun pisang menunjukkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar. Seluruh bahan tersebut diambil dari kebun milik warga sendiri. Artinya, selain menjaga tradisi, warga juga turut mendukung gaya hidup berkelanjutan yang minim limbah (zero waste).

Generasi Muda Turut Melestarikan

Yang menarik, tahun ini lengkong-lengkong itu dirakit oleh anak-anak muda setempat. Tercatat, ada sekitar 150 lengkong yang dibuat sendiri oleh para remaja RT 01. Mereka mengaku sempat kesulitan di awal, namun tetap antusias karena menyadari pentingnya keterlibatan mereka dalam merawat warisan budaya.

“Anak-anak muda sekarang banyak yang belum kenal lengkong. Jadi ini juga bagian dari edukasi,” tambah Naim. Menurutnya, pelestarian budaya akan lebih kuat jika generasi muda ikut aktif terlibat, bukan sekadar menjadi penonton.

Tradisi yang Menyatukan dan Menjaga Identitas

Barikan dengan lengkong bukan hanya sebuah perayaan, tapi bentuk nyata dari rasa syukur atas berkah yang diterima masyarakat. Lewat kegiatan sederhana ini, tercipta ruang untuk berkumpul, saling sapa, dan mempererat ikatan antarwarga. Nilai-nilai tradisional yang mulai terpinggirkan oleh arus modernisasi kembali dihidupkan.

Di tengah kehidupan yang semakin individualistis, kegiatan seperti ini menjadi pengingat bahwa akar budaya dan nilai kebersamaan masih sangat relevan. Dan selama masih ada yang melestarikannya, tradisi seperti lengkong akan terus hidup sebagai identitas dan kekayaan budaya Indonesia.(RED.AL)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama