Waspada Luka Cakaran Kucing: Ancaman Kesehatan Serius yang Sering Diremehkan

 


KEDIRI,  radarjatim.net— Kucing, dengan tingkah lakunya yang menggemaskan, telah menjadi salah satu hewan peliharaan favorit di banyak rumah.

Namun di balik kelucuannya, ternyata tersimpan potensi bahaya yang perlu diwaspadai.

Salah satu ancaman tersembunyi datang dari luka akibat cakaran kucing, yang meski tampak ringan, bisa berujung pada infeksi serius.

Dari keterangan dunia medis, luka cakaran kucing bisa menjadi jalur masuk bagi bakteri berbahaya Bartonella henselae.
Bakteri ini bertanggung jawab atas munculnya penyakit cat scratch disease (CSD) atau dikenal juga sebagai infeksi cakaran kucing.

Pada tahap awal, infeksi ini sering kali tidak langsung terasa. Gejala biasanya berupa kemerahan, bengkak ringan di area luka, hingga demam ringan dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Infeksi Bisa Menyerang Siapa Saja

Infeksi dari cakaran kucing tidak hanya menyerang kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, atau mereka dengan penyakit kronis.
Individu dewasa yang sehat pun tetap memiliki risiko, terutama jika luka tidak segera ditangani dengan benar.

Dalam kasus yang jarang tetapi serius, infeksi ini dapat berkembang menjadi pembengkakan kelenjar besar, demam tinggi, nyeri berat, bahkan dalam kondisi parah bisa memicu peradangan otak (ensefalitis) atau gangguan saraf lainnya.

"Kesadaran akan pentingnya penanganan luka kecil, termasuk cakaran kucing, perlu ditingkatkan di masyarakat untuk mencegah komplikasi yang lebih berat," ujar salah satu dokter hewan di Kediri.

Langkah Pertolongan Pertama

Jika mengalami cakaran kucing, berikut ini langkah-langkah yang perlu segera dilakukan:

  • Basuh luka dengan air mengalir dan sabun antiseptik secepat mungkin.

  • Keringkan luka menggunakan kain bersih atau tisu steril.

  • Oleskan salep antibiotik untuk mengurangi risiko infeksi.

  • Pantau luka selama beberapa hari. Jika ada tanda-tanda infeksi seperti pembengkakan besar atau demam, segera periksakan diri ke dokter.

Selain itu, pemeriksaan rutin hewan peliharaan juga sangat dianjurkan. Dengan vaksinasi dan perawatan yang teratur, risiko penularan bakteri dari kucing ke manusia dapat ditekan.

Pencegahan adalah Kunci

Pakar kesehatan juga mengingatkan agar menghindari perilaku bermain kasar dengan kucing yang dapat memicu agresi.
Contohnya, jangan mengejutkan kucing saat makan atau tidur, dan biasakan memotong kuku kucing secara berkala untuk meminimalisir risiko luka.

Tak kalah penting, setelah bermain dengan kucing, selalu mencuci tangan menggunakan sabun untuk menjaga kebersihan.

Bagi para orang tua, penting untuk mengawasi anak-anak saat berinteraksi dengan kucing. Anak kecil biasanya lebih impulsif dan berisiko lebih tinggi tercakar saat bermain.

Kesadaran dan edukasi tentang risiko kesehatan dari hewan peliharaan perlu terus disosialisasikan, agar hubungan manusia dan hewan tetap harmonis, tanpa mengabaikan aspek keselamatan.(RED.AL)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama