KEDIRI, radarjatim.net – Komitmen Pemerintah Kabupaten Kediri dalam mengangkat warisan sejarah lokal kembali ditunjukkan melalui percepatan pembangunan Museum Sri Aji Joyoboyo di Desa Menang, Kecamatan Pagu. Setelah merampungkan sejumlah tahap awal, kini pembangunan museum tersebut segera memasuki babak baru: pengerjaan pagar depan.
Plt Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kabupaten Kediri, Irwan Chandra Wahyu Purnama, mengungkapkan bahwa proses tender pembangunan pagar direncanakan akan dilaksanakan pada pertengahan Juni 2025.
“Pagar itu sudah dibahas dan hasil renderingnya juga sudah saya lihat. Bahkan sudah dikirim langsung ke Mas Bup (Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana) untuk mendapatkan persetujuan,” terang Irwan saat dikonfirmasi, Jumat (30/05/2025).
Pagar museum ini akan mengusung nuansa arsitektur kuno dengan bahan bata merah yang disusun berselang-seling, mencerminkan kearifan lokal sekaligus nilai estetika dari masa lampau.
Irwan menambahkan, terdapat dua opsi desain pagar yang telah disiapkan. Meski menggunakan material yang sama, bentuk dan penataan antar desain tersebut berbeda.
“Materialnya hampir sama, cuma bentuknya saja yang berbeda. Penataannya yang tidak sama, sekarang masih menunggu keputusan akhir dari Mas Bup,” jelasnya.
Pembangunan pagar museum ini dianggarkan senilai Rp 750 juta, dan ditargetkan rampung pada September 2025 apabila proses tender berjalan sesuai jadwal.
Lebih dari sekadar pagar, pembangunan museum ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Kediri untuk menghadirkan ruang edukasi sejarah yang atraktif dan informatif bagi masyarakat. Museum Sri Aji Joyoboyo nantinya akan mengusung konsep story line, di mana artefak dan benda purbakala ditata secara naratif berdasarkan urutan waktu.
“Jadi nanti begitu masuk, pengunjung bisa mengikuti alur sejarah Kediri dari masa ke masa. Ini bukan hanya pameran benda, tapi juga menyampaikan kisah berdirinya Kediri secara utuh dan menarik,” terang Irwan.
Pemerintah berharap kehadiran Museum Sri Aji Joyoboyo nantinya tidak hanya menjadi pusat pembelajaran sejarah lokal, tetapi juga ikon baru wisata budaya di Kabupaten Kediri. Dengan memadukan unsur tradisi dan modernitas, museum ini dirancang untuk menyasar generasi muda agar lebih peduli dan bangga terhadap sejarah daerahnya sendiri.
“Ini bagian dari warisan budaya yang harus terus dilestarikan. Museum ini bukan hanya bangunan, tapi juga simbol identitas kita sebagai masyarakat Kediri,” pungkas Irwan. (RED.AL)
Posting Komentar