Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier Jadi Sorotan: Dari Kekayaan Budaya hingga Strategi Marketing


Kediri, radarjatim.net   - Jika ada satu momen pernikahan yang paling banyak menyita perhatian publik dan media sosial tahun ini, maka itu adalah momen sakral antara Luna Maya dan Maxime Bouttier. Digelar pada 7 Mei 2025 di Bali, pesta pernikahan mereka tak hanya mencuri hati para fans di Indonesia, tapi juga memikat perhatian netizen dari negeri tetangga, Malaysia.

Hanya dua hari sebelum hari-H, nama Luna Maya sudah dibicarakan lebih dari 26.400 kali di media sosial. Puncaknya, ketika prosesi siraman dan sungkeman disiarkan dan dibagikan, gelombang apresiasi pun membanjiri linimasa. Yang menarik, banyak netizen Malaysia terpesona oleh nilai budaya yang dihadirkan dalam setiap detail acara tersebut.

Salah satu cuitan dari akun X @rou*** bahkan viral karena menyebut bahwa pernikahan Luna memperlihatkan kekayaan estetika budaya Indonesia yang tak tertandingi. “Saya suka bagaimana selebriti Indonesia kawin. Nilai estetika Indonesia bisa dilihat di dekorasi, baju pengantin, dan lainnya. Beda dengan selebriti Malaysia…” tulisnya. Cuitan ini dibaca lebih dari 423 ribu pengguna X hanya dalam sehari.

Pujian tak berhenti di situ. Setelah acara berlangsung, banyak wedding organizer mulai ‘menyontek’ berbagai elemen dari pernikahan Luna-Maxime. Dekorasi penuh nuansa etnik elegan, busana adat yang mewah, hingga souvenir pernikahan yang unik mulai banyak dijadikan inspirasi.

Salah satu aspek yang mencuri perhatian adalah isi hampers atau bingkisan pernikahan yang diberikan kepada tamu VIP. Alih-alih memberikan barang biasa, Luna dan Maxime memilih memberikan hampers dengan barang-barang eksklusif yang punya nilai fungsi tinggi dan sentuhan lokal. Dikemas dalam tas anyaman khas Bali, isi hampers tersebut langsung viral setelah di-unbox oleh sahabat-sahabat Luna seperti Edric Tjandra dan Melaney Ricardo.

Dalam hampers itu, terdapat tumbler hitam bergaya elegan dari Stanley dengan inisial “LM”, handuk mewah dari Terry Palmer, dan sebotol body oil dari Yves Saint Laurent yang harganya mencapai Rp1,6 juta di situs Sephora. Kombinasi ini menghadirkan kesan personal, mewah, sekaligus fungsional.

Menariknya, beberapa brand yang ada di dalam hampers itu ikut terdongkrak popularitasnya. Fenomena ini disebut sebagai trendjacking, yaitu strategi pemasaran dengan cara memanfaatkan momen besar atau trend yang sedang viral.

Dalam konteks pernikahan Luna-Maxime, brand-brand tersebut mendapat eksposur besar tanpa harus menggelar kampanye besar-besaran. Trendjacking memiliki tiga manfaat utama: meningkatkan visibilitas brand secara cepat, menciptakan dampak langsung kepada audiens, dan memanusiakan brand dengan mendekatkannya ke momen yang menyentuh emosi publik.

Fenomena ini menjadi bukti bahwa strategi marketing masa kini tidak hanya soal iklan atau endorsement, tetapi juga tentang menangkap momentum dan berani tampil di tengah arus pembicaraan publik. Dengan eksekusi yang tepat dan cepat, brand bisa ikut menjadi bagian dari peristiwa besar—tanpa harus menjadi tokoh utamanya.

Apakah kamu atau bisnismu tertarik memanfaatkan trendjacking berikutnya?

(red.al)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama